udang

Posted: April 10, 2011 in Uncategorized

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tiap orang tertarik pada wirausaha karena adanya berbagai imbalan yang kuat. Beberapa orang tertarik khususnya pada salah satu imbalan dan yang lainnya tertarik pada berbagai kepuasan yang mungkin didapatkannya. Imbalan tersebut berupa laba dan kebebasan dalam menjalani hidup.

Berwirausaha tambak udang menjanjikan keuntungan yang lumayan besar. Investasi usaha tambak udang merupakan salah satu bidang usaha yang dapat dikembangkan oleh investor dalam dan luar negeri. Di bidang pemasaran, udang khususnya udang windu merupakan salah satu komoditas perikanan yang mampu memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Pada masa datang, jika kualitas udang nasional terus ditingkatkan dan memenuhi standar mutu produk yang dibutuhkan oleh negara-negara konsumen khususnya Jepang dan AS. prospek pemasaran udang nasional diperkirakan membaik. Kedua negara itu, sangat ketat terhadap produk makanan yang masuk ke negaranya. Untuk itu standar manajemen mutu harus mampu dipenuhi oleh pengusaha tambak udang nasional, agar mampu memiliki nilai kompetitif dengan produk udang negara-negara lain.

Udang merupakan jenis ikan konsumsi air payau, badan beruas berjumlah 13 (5 ruas kepala dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh kerangka luar yang disebut eksosketelon. Umumnya udang yang terdapat di pasaran sebagian besar terdiri dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja yang terdiri dari udang air tawar, terutama di daerah sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga Palaemonidae, sehingga para ahli sering menyebutnya sebagai kelompok udang palaemonid. Udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang bisa disebut udang penaeid oleh para ahli. Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang merupakan primadona ekspor non migas. Permintaan konsumen dunia terhadap udang rata-rata naik 11,5% per tahun. Walaupun masih banyak kendala, namun hingga saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing baru ekspor udang Indonesia terus bermunculan.

Komoditas udang windu merupakan salah satu andalan produk dalam sub sektor pertanian. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa udang windu mempunyai harga dan pasaran yang baik. Usaha tambak udang windu memerlukan pembiayaan untuk proses produksinya. Dalam melakukan usaha tambak udang windu, petani menginginkan hasil produksi yang tinggi agar pendapatan mereka juga tinggi. Harga produksi sangat bergantung pada kondisi perekonomian dunia. Potensi sumberdaya pesisir Indonesia sangat besar, baik potensi hayati maupun non hayati. Udang windu merupakan komoditas perikanan yang cukup potensial sebagai andalan utama penyumbang devisa disamping untuk mencukupi permintaan dalam negeri yang cenderung meningkat.

Tujuan

Adapun tujuan dari usaha tambak udang windu ini adalah:

  1. Memproduksi udang windu dengan lebih efektif dan efisien
  2. Memenuhi kebutuhan sumber protein hewani bagi masyarakat
  3. Menciptakan lapangan kerja
  4. Memperoleh keuntungan di bidang ekonomi.

DESKRIPSI USAHA

Udang merupakan salah satu komoditi pasar yang cukup digemari para pebisnis dan disukai khalayak masyarakat. Hampir setiap bagian tubuh udang mempunyai manfaat. Manfaatnya antara lain:

  1. Udang merupakan bahan makanan yang mengandung protein tinggi, yaitu 21%, dan rendah kolesterol, karena kandungan lemaknya hanya 0,2%. Kandungan vitaminnya dalam 100 gram bahan adalah vitamin A 60 SI/100; dan vitamin B1 0,01 mg. Sedangkan kandungan mineral yang penting adalah zat kapur dan fosfor, masing-masing 136 mg dan 170 mg per 100 gram bahan.
  2. Udang dapat diolah dengan beberapa cara, seperti beku, kering, kaleng, terasi, krupuk, dll.
  3. Limbah pengolahan udang yang berupa jengger (daging di pangkal kepala) dapat dimanfaatkan untuk membuat pasta udang dan hidrolisat protein.
  4. Limbah yang berupa kepala dan kaki udang dapat dibuat tepung udang, sebagai sumber kolesterol bagi pakan udang budidaya.
  5. Limbah yang berupa kulit udang mengandung chitin 25% dan di negara maju sudah dapat dimanfaatkan dalam industri farmasi, kosmetik, bioteknologi, tekstil, kertas, pangan, dll.
  6. Chitosan yang terdapat dalam kepala udang dapat dimanfaatkan dalam industri kain, karena tahan api dan dapat menambah kekuatan zat pewarna dengan sifatnya yang tidak mudah larut dalam air.

Dengan demikian, usaha tambak udang akan sangat menjanjikan karena komoditi udang yang mempunyai beragam manfaat. Selain itu juga, pengetahuan masyarakat akan manfaat udang yang semakin meningkat, memungkinkan pesanan udang tidak akan mengalami penurunan. Sehingga kesempatan usaha udang ini untuk berkembang semakin besar.

  1. B. PERSYARATAN LOKASI

Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi tambak udang adalah:

  1. Lokasi yang cocok untuk tambak udang adalah pada daerah sepanjang pantai (beberapa meter dari permukaan air laut) dengan suhu rata-rata 26-28 derajat C.
  2. Tanah yang ideal untuk tambak udang adalah yang bertekstur liat atau liat berpasir, karena dapat menahan air. Tanah dengan tekstur ini mudah dipadatkan dan tidak pecah-pecah.
  3. Tekstur tanah dasar terdiri dari lumpur liat berdebu atau lumpur berpasir, dengan kandungan pasir tidak lebih dari 20%. Tanah tidak boleh porous (ngrokos).
  4. Jenis perairan yang dikehendaki oleh udang adalah air payau atau air tawar tergantung jenis udang yang dipelihara. Daerah yang paling cocok untuk pertambakan adalah daerah pasang surut dengan fluktuasi pasang surut 2-3 meter.
  5. Parameter fisik: suhu/temperatur=26-30 derajat C; kadar garam/salinitas=0-35 permil dan optimal=10-30 permil; kecerahan air=25-30 cm
  1. C. SARANA DAN PRASARANA

Syarat konstruksi tambak:

  1. Tahan terhadap damparan ombak besar, angin kencang dan banjir. Jarak minimum pertambakan dari pantai adalah 50 meter atau minimum 50 meter dari bantara sungai.
  2. Lingkungan tambak beserta airnya harus cukup baik untuk kehidupan udang sehingga dapat tumbuh normal sejak ditebarkan sampai dipanen.
  3. Tanggul harus padat dan kuat tidak bocor atau merembes serta tahan terhadap erosi air.
  4. Desain tambak harus sesuai dan mudah untuk operasi sehari-hari, sehingga menghemat tenaga.
  5. Sesuai dengan daya dukung lahan yang tersedia.
  6. Menjaga kebersihan dan kesehatan hasil produksinya.
  7. Saluran pemasuk air terpisah dengan pembuangan air.

Adapun prasarana yang diperlukan dalam budidaya udang tambak meliputi:

  1. Petakan Tambak
  • Sebaiknya dibuat dalam bentuk unit. Setiap satu unit tambak pengairannya berasal dari satu pintu besar, yaitu pintu air utama atau laban. Satu unit tambak terdiri dari tiga macam petakan: petak pendederan, petak glondongan (buyaran) dan petak pembesaran dengan perbandingan luas 1:9:90.
  • Selain itu, juga ada petakan pembagi air, yang merupakan bagian yang terdalam. Dari petak pembagi, masing-masing petakan menerima bagian air untuk pengisiannya. Setiap petakan harus mempunyai pintu air sendiri, yang dinamakan pintu petakan, pintu sekunder, atau tokoan. Petakan yang berbentuk seperti saluran disebut juga saluran pembagi air.
  • Setiap petakan terdiri dari caren dan pelataran.
  1. Pematang/Tanggul
  • Ada dua macam pematang, yaitu pematang utama dan pematang antara.
  • Pematang utama merupakan pematang keliling unit, yang melindungi unit yang bersangkutan dari pengaruh luar. Tingginya 0,5 m di atas permukaan air pasang tertinggi. Lebar bagian atasnya sekitar 2 m. Sisi luar dibuat miring dengan kemiringan 1:1,5. Sedangkan untuk sisi pematang bagian dalam kemiringannya 1:1.
  • Pematang antara merupakan pematang yang membatasi petakan yang satu dengan yang lain dalam satu unit.
  • Ukurannya tergantung keadaan setempat, misalnya: tinggi 1-2 m, lebar bagian atas 0,5-1,5. Sisi-sisinya dibuat miring dengan kemiringan 1:1. Pematang dibuat dengan menggali saluran keliling yang jaraknya dari pematang 1 m. Jarak tersebut biasa disebut berm.
  1. Saluran dan Pintu Air
  • Saluran air harus cukup lebar dan dalam, tergantung keadaan setempat, lebarnya berkisar antara 3-10 m dan dalamnya kalau memungkinkan sejajar dengan permukaan air surut terrendah. Sepanjang tepiannya ditanami pohon bakau sebagai pelindung.
  • Ada dua macam pintu air, yaitu pintu air utama (laban) dan pintu air sekunder (tokoan/pintu air petakan).
  • Pintu air berfungsi sebagai saluran keluar masuknya air dari dan ke dalam tambak yang termasuk dalam satu unit.
  • Lebar mulut pintu utama antara 0,8-1,2 m, tinggi dan panjang disesuaikan dengan tinggi dan lebar pematang. Dasarnya lebih rendah dari dasar saluran keliling,serta sejajar dengan dasar saluran pemasukan air.
  • Bahan pembuatannya antara lain: pasangan semen, atau bahan kayu (kayu besi, kayu jati, kayu kelapa, kayu siwalan, dll)
  • Setiap pintu dilengkapi dengan dua deretan papan penutup dan di antaranya diisi tanah yang disebut lemahan.
  • Pintu air dilengkapi dengan saringan, yaitu saringan luar yang menghadap ke saluran air dan saringan dalam yang menghadap ke petakan tambak. Saringan terbuat dari kere bambu, dan untuk saringan dalam dilapisi plastik atau ijuk.
  1. Pelindung:
  • Sebagai bahan pelindung pada pemeliharaan udang di tambak, dapat dipasang rumpon yang terbuat dari ranting kayu atau dari daun-daun kelapa kering. Pohon peneduh di sepanjang pematang juga dapat digunakan sebagai pelindung.
  • Rumpon dipasang dengan jarak 6-15 m di tambak. Rumpon berfungsi juga untuk mencegah hanyutnya kelekap atau lumut, sehingga menumpuk pada salah satu sudut karena tiupan angin.
  1. Pemasangan kincir:
  • Kincir biasanya dipasang setelah pemeliharaan 1,5-2 bulan, karena udang sudah cukup kuat terhadap pengadukan air.
  • Kincir dipasang 3-4 unit/ha. Daya kelarutan O2 ke dalam air dengan pemutaran kincir itu mencapai 75-90%.
  1. D. TEKNIS BUDIDAYA

1. Pembibitan

Adapun kegiatan-kagiatan yang dilakukan dalam proses pembibitan adalah:

  1. Menyiapkan Benih (Benur)

Benur/benih udang bisa didapat dari tempat pembenihan (Hatchery) atau dari alam. Cara Penangkapan Benur:

    • Benih yang halus ditangkap dengan menggunakan alat belabar dan seser.
    • Benih kasar ditangkapi dengan alat seser pula dengan cara langsung diseser atau dengan alat bantu rumpon-rumpon yang dibuat dari ranting pohon yang ditancapkan ke dasar perairan. Penyeseran dilakukan di sekitar rumpon. Pembenihan secara alami dilakukan dengan cara mengalirkan air laut ke dalam tambak. Biasanya dilakukan oleh petambak tradisional. Benih udang/benur yang didapat dari pembibitan haruslah benur yang bermutu baik. Adapun sifat dan ciri benur yang bermutu baik yang didapat dari tempat pembibitan adalah:
  1. Umur dan ukuran benur harus seragam.
  2. Bila dikejutkan benur sehat akan melentik.
  3. Benur berwarna tidak pucat.
  4. Badan benur tidak bengkok dan tidak cacat.
  1. Perlakuan dan Perawatan Benih

Cara pemeliharaan dengan sistem kolam terpisah. Pemeliharaan larva yang baik adalah dengan sistem kolam terpisah, yaitu kolam diatomae, kolam induk, dan kolam larva dipisahkan.

  1. Kolam Diatomae

Diatomae untuk makanan larva udang yang merupakan hasil pemupukan adalah spesies Chaetoceros, Skeletonema danTetraselmis di dalam kolam volume 1000-2000 liter. Spesies diatomae yang agak besar diberikan kepada larva periode mysis, walaupun lebih menyukai zooplankton.

  1. Kolam Induk

Kolam yang berukuran 500 liter ini berisi induk udang yang mengandung telur yang diperoleh dari laut/nelayan. Telur biasanya keluar pada malam hari. Telur yang sudah dibuahi dan sudah menetas menjadi nauplius, dipindahkan.

  1. Kolam Larva

Kolam larva berukuran 2.000-80.000 liter. Artemia/zooplankton diambil dari kolam diatomae dan diberikan kepada larva udang mysis dan post larva (PL5-PL6). Artemia kering dan udang kering diberikan kepada larva periode zoa sampai (PL6). Larva periode PL5-PL6 dipindah ke petak buyaran dengan kepadatan 32-1000 ekor/m 2 , yang setiap kalidiberi makan artemia atau makanan buatan, kemudian PL20-PL30 benur dapat dijual atau ditebar ke dalam tambak.

  1. Cara pengangkutan:
  1. Pengangkutan menggunakan kantong plastik:
    1. Kantong plastik yang berukuran panjang 40 cm, lebar 35 cm, dan tebal 0,008 mm, diisi air 1/3 bagian dan diisi benih 1000 ekor.
    2. Kantong plastik diberi zat asam sampai menggelembung dan diikat dengan tali.
    3. Kantong plastik tersebut dimasukkan dalam kotak kardus yang diberi styrofore foam sebagai penahan panas dan kantong plastik kecil yang berisi pecahan-pecahan es kecil yang jumlahnya 10% dari berat airnya.
    4. Benih dapat diangkut pada suhu 27-30 derajat C selama 10 jam perjalanan dengan angka kematian 10-20%.
    5. Pengangkutan dengan menggunakan jerigen plastik:
      1. Jerigen yang digunakan yang berukuran 20 liter.
      2. Jerigen diisi air setengah bagiannya dan sebagian lagi diisi zat asam bertekanan lebih.
      3. Jumlah benih yang dapat diangkut antara 500-700 ekor/liter. Selama 6- 8 jam perjalanan, angka kematiannya sekitar 6%.
      4. Dalam perjalanan jerigen harus ditidurkan, agar permukaannya menjadi luas, sehingga benurnya tidak bertumpuk.
      5. Untuk menurunkan suhunya bisa menggunakan es batu.

Waktu penebaran benur sebaiknya pada waktu yang teduh.

  1. Pemeliharaan Pembesaran

a)      Pemupukan
Pemupukan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan makanan alami, yaitu: kelekap, lumut, plankton, dan bentos.

b)      PemberianPakan
Makanan untuk tiap periode kehidupan udang berbeda-beda. Makanan udang yang dapat digunakan dalam budidaya terdiri dari:

  1. Makanan alami
  2. Makanan Tambahan

Makanan tambahan biasanya dibutuhkan setelah masa pemeliharaan 3 bulan. Makanan tambahan tersebut dapat berupa:

      • Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah.
      • Dedak halus dicampur cincangan ikan rucah, ketam, siput, dan udang-udangan.
      • Kulit kerbau atau sisa pemotongan ternak yang lain. Kulit kerbau dipotong-potong 2,5 cm 2 , kemudian ditusuk sate.
      • Sisa-sisa pemotongan katak.
      • Bekicot yang telah dipecahkan kulitnya.
      • Makanan anak ayam.
      • Daging kerang dan remis.
      • Trisipan dari tambak yang dikumpulkan dan dipech kulitnya.
  1. Makanan Buatan (Pelet):
      • Tepung kepala udang atau tepung ikan 20 %.
      • Dedak halus 40 %.
      • Tepung bungkil kelapa 20 %.
      • Tepung kanji 19 %.
      • Pfizer premix A atau Azuamix 1 %.

Takaran Ransum Udang dan Cara Pemberian Pakan:

      • Udang diberi pakan 4-6 x sehari sedikit demi sedikit.
      • Jumlah pakan yang diberikan kepada benur 15-20% dari berat tubuhnya per hari.
      • Jumlah pakan udang dewasa sekitar 5-10% berat tubuhnya/ hari.
      • Pemberian pakan dilakukan pada sore hari lebih baik.
  1. Pemeliharaan Kolam/Tambak
    1. Penggantian Air.
    2. Penambahan volume air. Bila suhu air tinggi, penambahan jumlah volume air dapat dikurangi. Perlu diberi pelindung.
    3. Menghentikan pemupukan dan pemberian pakan. Pemupukan dan pemberian pakan dihentikan apabila udang nampak menderita dan tambak dalam kondisi buruk.
    4. Singkirkan ikan dan ganggang yang mati dengan menggunakan alat penyerok.
    5. Penambahan pemberian pakan.
  1. E. HAMA DAN PENYAKIT
  2. Hama

a)      Lumut

b)      Bangsa ketam

c)      Udang tanah (Thalassina anomala),

d)     Hewan-hewan penggerek kayu pintu ai, dan merusak pintu air seperti remis penggerek (Teredo navalis), dan lain-lain.

e)      Tritip (Balanus sp.) dan tiram (Crassostrea sp.)

  1. Golongan pemangsa (predator), dapat memangsa udang secara langsung, termasuk golongan buas.
  2. Golongan penyaing (kompetitor) adalah hewan yang menyaingi udang dalam hidupnya, baik mengenai pangan maupun papan. Pengendalian dilakukan dengan pemberian saponin, rotenone, rotedari akar deris,  Ikan Brestan-60 , sevin, karbid, dan Sumithion.
  3. Penyakit asal virus.
  4. Penyakit asal Bakteri
    1. Bakteri nekrosis
    2. Bakteri Septikemia
  5. Penyakit asal Parasit
    1. Parasit Cacing
    1. Monodon Baculo Virus (MBV).
    2. Infectious Hypodermal Haematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)
    3. Hepatopancreatic Parvo-like Virus
    4. Cytoplamic Reo-like Virus
    5. Ricketsiae

Cacing Cestoda, Trematoda, dan Nematoda.

  1. Parasit Isopoda
  2. Penyakit asal Jamur
    1. F. PEMANENAN

Udang yang siap panen adalah udang yang telah berumur 5-6 bulan masa pemeliharaan. Dengan syarat mutu yang baik, yaitu:

  1. ukurannya besar
  2. kulitnya keras, bersih, licin, bersinar dan badan tidak cacat
  3. masih dalam keadaan hidup dan segar.
    1. G. PASCAPANEN

Beberapa hal yang penting yang perlu diperhatikan dalam penanganan pasca panen:

  1. Alat-alat yang digunakan harus bersih.
  2. Penanganan harus cepat, cermat, dan hati-hati.
  3. Hindarkan terkena sinar matahari langsung.
  4. Cucilah udang dari kotoran dan lumpur dengan air bersih.
  5. Masukkan ke dalam keranjang, ember, atau tong, dan siram dengan air bersih.
  6. Selalu menggunakan es batu untuk mendinginkan dan mengawetkan udang.
  7. Selain didinginkan, dapat juga direndam dalam larutan NaCl 100 ppm untuk mengawetkan udang pada temperatur kamar dan untuk membunuh bakteri pembusuk (Salmonella, Vibrio, Staphylococcus).
  8. Kelompokan menurut jenis dan ukurannya.
  1. Biaya produksi/tahun

Lahan

  1. 1. sewa lahan
  2. 2. pengolahan lahan

 

Rp 1.500.000,-

Rp    100.000,-

Bibit 

  1. 1. benur 30.000 ekor@Rp 50,-

 

Rp 1.500.000,-

Pakan 

Rp 6.500.000,-
Obat-obatan dan pupuk 

  1. 1. BCK 2 liter @ Rp 15.000,-
  2. 2. Sanponin 20 kg @ Rp 2.000,-
  3. 3. Urea 5 kg @ Rp 4.000,-
  4. 4. KCL 5 kg @ Rp 5.000,-
  5. 5. Pupuk kandang 10 kg @ Rp 1.000,-
  6. 6. Kapur 50 kg @ Rp 1.500,-

 

 

Rp 30.000,-

Rp 40.000,-

Rp 20.000,-

Rp 25.000,-

Rp 10.000,-

Rp 75.000,-

Alat 

  1. 1. Timbangan 1 Unit @ Rp 500.000,-
  2. 2. pH Pen 1 Unit @ Rp 100.000,-
  3. 3. Jala/Jaring 2 Unit @ Rp 50.000,-
  4. 4. Cangkul 3 Unit @ Rp 50.000,-
  5. 5. Sekop 2 Unit @ Rp 40.000,-
  6. 6. Serok 3 Unit @ Rp 20.000,-
  7. 7. Plastik 20 meter @ Rp 5.000,-
  8. 8. Saringan 10 meter @ Rp 10.000,-
  9. 9. Ember Plastik 3 unit @ Rp 10.000,-

10. Keranjang 5 unit @ Rp 7.500,-

 

Rp 500.000,-

Rp 100.000,-

Rp 100.000,-

Rp 150.000,-

Rp   80.000,-

Rp   60.000,-

Rp 100.000,-

Rp 100.000,-

Rp   30.000,-

Rp   37.500,-

Tenaga Kerja 

  1. 1. Karyawan 4 orang @ Rp 300.000

 

Rp 14.400.000,-

Lain-lain 

  1. 1. Rekening listrik/bulan Rp 15.000
  2. 2. Transportasi
  • Pengambilan bibit
  • Pemasaran

 

Rp 180.000,-

Rp 200.000,-

Rp 300.000,-

Jumlah biaya produksi 

Rp 26.137.500,-
  1. Pendapatan : 956 kg @ Rp 42.500,-

Rp . 40.630.000
C . Keuntungan  

Pendapatan kotor – biaya produksi

Rp 40.630.000 – Rp . 26.137.500

 

Rp 14.492.500,-

D . Parameter kelayakan usaha 

Net B/C rasio

Rp . 40.630.000  :  Rp . 26.137.500

= 1,55

Analisa Investasi

Payback Period =    Nilai Investasi x 1 tahun
Kas masuk bersih

= Rp 26.137.500,- x 1 tahun

Rp 14.492.500,-

= 1 tahun 8 bulan.

Jadi, payback periode dari usaha ini adalah 1 tahun 8 bulan.


Tinggalkan komentar